Cara Buat Dana Darurat dengan Gaji Pas-pasan

Cara buat dana darurat

dana darurat

dana darurat

Banyak orang tahu pentingnya punya dana darurat, tapi gak semua bisa mulai — apalagi kalau gaji cuma cukup buat hidup sebulan.
Padahal, dana ini bukan cuma tabungan tambahan, tapi tameng finansial yang bisa nyelametin kamu dari utang, stres, dan keputusan tergesa-gesa saat krisis.

Jadi, gimana caranya bikin dana darurat meski gaji pas-pasan? Yuk, bahas langkah realistisnya.


Apa Itu Dana Darurat dan Kenapa Penting?

Adalah uang yang disiapkan khusus untuk kondisi tak terduga — seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendesak lainnya.

Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), idealnya sebesar:

  • 3–6 kali pengeluaran bulanan untuk lajang,
  • 6–12 kali untuk yang sudah berkeluarga.

Tanpa dana ini, kamu bisa terjebak utang setiap kali ada kejadian tak terduga. Jadi, lebih baik mulai dari kecil daripada gak punya sama sekali.


Langkah Realistis Membuat Dana Darurat Meski Gaji Pas-pasan

1. Hitung Kebutuhan Minimum Hidupmu

Catat semua pengeluaran bulanan: makan, transportasi, sewa, dan tagihan.
Dari situ, kamu tahu target minimal dana yang perlu disiapkan.

Misalnya, pengeluaranmu Rp3 juta per bulan. Artinya, dana khusus ini idealnya:
👉 Rp9 juta – Rp18 juta.
Tapi tenang, gak harus langsung segitu. Mulai aja dulu dari Rp500 ribu pertama.


2. Pisahkan Rekening Sejak Awal

Jangan gabungkan dana darurat dengan rekening harian.
Gunakan rekening khusus tanpa kartu ATM atau aplikasi investasi yang gak mudah diakses biar gak tergoda tarik uangnya.


3. Gunakan Metode Persentase Realistis

Kalau gajimu Rp4 juta, sisihkan 5–10% aja per bulan untuk dana darurat.
Kuncinya konsisten, bukan besarannya.

💡 Contoh:

  • 5% dari Rp4 juta = Rp200.000 per bulan.
    Dalam 1 tahun, kamu udah punya Rp2,4 juta — lumayan banget buat kebutuhan mendadak ringan.

4. Kurangi Pengeluaran Tak Penting

Coba audit keuangan: berapa banyak yang habis buat nongkrong, jajan online, atau langganan aplikasi yang jarang dipakai?
Potong 1-2 pengeluaran kecil itu, alihkan ke tabungan darurat.
Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit.


5. Gunakan Uang Tambahan untuk Menyicil Target

Dapat bonus, THR, atau cashback? Jangan dihabisin semua.
Langsung alokasikan minimal 20% untuk menambah dana darurat.

Kamu bakal kaget lihat betapa cepat saldo bertambah kalau kamu komit setiap kali dapat “uang kaget”.


6. Cari Tambahan Penghasilan Ringan

Kalau benar-benar gak cukup, pertimbangkan side income kecil: jual barang bekas, freelance ringan, atau buka jasa online sederhana.
Tambahan Rp200 ribu–Rp500 ribu per bulan bisa sangat berarti buat dana darurat kamu.


7. Simpan di Tempat yang Aman dan Likuid

Pilih instrumen penyimpanan yang:

  • Aman (tidak berisiko tinggi),
  • Mudah dicairkan kapan saja.

Contoh: tabungan biasa, deposito fleksibel, atau reksa dana pasar uang.
Hindari investasi berisiko seperti saham untuk dana darurat karena nilainya bisa turun saat dibutuhkan.


Tips Tambahan Biar Konsisten

💡 1. Otomatisasi tabungan – langsung auto-debet setiap gajian.
💡 2. Visualisasi tujuan – bayangin tenangnya hidup tanpa panik tiap ada kejadian mendadak.
💡 3. Rayakan kemajuan kecil – tiap kali saldo naik, kasih apresiasi kecil buat diri sendiri (asal jangan ngabisin tabungannya 😅).


Kesimpulan

Punya dana darurat bukan soal besar atau kecil gaji, tapi soal kebiasaan dan disiplin.
Mulailah dengan nominal paling kecil yang kamu mampu — karena yang penting bukan jumlahnya, tapi keberaniannya untuk mulai.

Sekali kamu punya fondasi dana darurat, hidup jadi lebih tenang. Kamu gak lagi takut kejutan finansial, karena udah siap bahkan untuk yang gak terduga.

(Baca Juga: Emotional Fatigue: Ketika Hati Capek Tapi Nggak Bisa Istirahat)