Tips Aman Membeli Properti Secara Online
Membeli properti secara online
Membeli properti secara online
Di era digital, membeli properti secara online bukan lagi hal aneh. Banyak orang kini mencari rumah, apartemen, atau tanah hanya lewat ponsel. Platform daring menawarkan kemudahan — cukup klik, lihat foto, dan langsung bisa negosiasi. Tapi di balik kemudahan itu, ada risiko penipuan dan data palsu yang bisa bikin rugi besar.
Supaya kamu nggak salah langkah, berikut tips aman membeli properti secara online yang wajib kamu tahu.
1. Pilih Platform Properti yang Terpercaya
Gunakan situs atau aplikasi yang sudah dikenal luas dan memiliki reputasi baik seperti Rumah123, 99.co, OLX Properti, atau Lamudi.
Pastikan situs tersebut:
- Memiliki sistem verifikasi penjual,
- Menyediakan fitur review atau rating,
- Dan menampilkan kontak resmi yang bisa diverifikasi.
Hindari transaksi di platform yang tidak jelas asalnya atau hanya lewat media sosial tanpa pengawasan.
2. Cek Kredibilitas Penjual dan Agen
Sebelum membayar atau menyerahkan data pribadi, pastikan penjual benar-benar terdaftar.
Kamu bisa:
- Minta surat kuasa atau identitas resmi agen,
- Cek reputasi mereka di situs perusahaan properti,
- Dan pastikan nomor rekening atas nama yang sama dengan penjual atau perusahaan.
Jika agen menolak memberi informasi detail, itu bisa jadi tanda mencurigakan.
3. Jangan Hanya Percaya pada Foto
Banyak kasus properti yang terlihat mewah di foto, tapi kondisi aslinya jauh berbeda.
Pastikan kamu:
- Meminta video tur properti langsung dari penjual,
- Melakukan kunjungan virtual (banyak platform kini punya fitur ini),
- Atau, kalau memungkinkan, minta bantuan teman atau agen lokal untuk survei langsung.
Foto bisa menipu, tapi kondisi nyata tidak bisa disembunyikan.
4. Verifikasi Dokumen Kepemilikan
Ini langkah paling penting. Jangan pernah transfer uang sebelum memastikan dokumen legalnya sah.
Kamu wajib memeriksa:
- Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB),
- IMB/PBG (izin mendirikan bangunan),
- Pajak bumi dan bangunan (PBB) terakhir,
- Dan bukti lunas tagihan listrik atau air.
Untuk memastikan keaslian, kamu bisa melakukan pengecekan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau menggunakan layanan Sentuh Tanahku.
5. Gunakan Rekening Bersama (Escrow Account)
Jika kamu belum yakin sepenuhnya, gunakan rekening bersama (escrow) agar dana tetap aman.
Sistem ini memastikan uang baru diteruskan ke penjual setelah semua syarat dan dokumen diverifikasi oleh pihak ketiga.
Banyak perusahaan properti besar atau notaris yang menyediakan layanan ini dengan sistem pengawasan resmi.
6. Hindari Transaksi Langsung Tanpa Bukti
Jangan pernah transfer uang ke rekening pribadi tanpa bukti tertulis atau kontrak jual beli.
Gunakan sistem pembayaran resmi dari platform atau minta dibuatkan surat perjanjian di atas materai.
Kalau nilai properti besar, pastikan notaris ikut terlibat untuk menghindari potensi sengketa di kemudian hari.
7. Waspadai Harga yang Terlalu Murah
Kalau harga properti jauh di bawah pasaran, kamu patut curiga. Penipu sering menggunakan strategi harga miring untuk menarik korban cepat-cepat transfer uang tanda jadi.
Selalu lakukan riset harga pasar di area yang sama melalui situs properti sebelum mengambil keputusan.
8. Gunakan Bantuan Notaris atau PPAT
Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) punya peran penting dalam memastikan transaksi sah di mata hukum.
Mereka membantu memeriksa keaslian dokumen, membuat akta jual beli, dan mengurus balik nama sertifikat.
Memang biayanya tidak murah, tapi jauh lebih aman daripada kehilangan ratusan juta karena penipuan.
9. Simpan Semua Bukti Transaksi Digital
Setiap dokumen, chat, email, atau bukti transfer harus kamu simpan. Ini penting sebagai bukti hukum jika terjadi perselisihan di kemudian hari.
Gunakan folder khusus atau penyimpanan awan (cloud storage) seperti Google Drive untuk menyimpan arsip transaksi dengan rapi dan aman.
Kesimpulan
Membeli properti secara online memang praktis, tapi juga penuh risiko jika tidak hati-hati.
Gunakan logika, lakukan verifikasi, dan jangan mudah tergoda promo besar atau harga super murah.
Di dunia digital, keamanan bukan cuma soal teknologi, tapi juga tentang kewaspadaan.
Karena satu klik bisa jadi awal rumah impian — atau justru kerugian besar.
(Baca Juga: Investasi Tanah vs Emas: Mana yang Lebih Stabil?)
